Resensi Buku: Magyk (Septimus Heap #1)



Penulis             : Angie Sage
Penerbit           : Katherine Tegen Books
Tahun Terbit    : October 2007
Halaman          : 317


“The seventh son of the seventh son, aptly named Septimus Heap, is stolen the night he is born by a midwife who pronounces him dead. That same night, the baby's father, Silas Heap, comes across a bundle in the snow containing a new born girl with violet eyes. The Heaps take this helpless newborn into their home, name her Jenna, and raise her as their own. But who is this mysterious baby girl, and what really happened to their beloved son Septimus?

The first book in this enthralling new series by Angie Sage leads readers on a fantastic journey filled with quirky characters and magykal charms, potions, and spells. Magyk is an original story of lost and rediscovered identities, rich with humor and heart.” (Goodreads)

Sudah lama sebenarnya ingin membaca serial Septimus Heap karya Angie Sage ini. Kebetulan seluruh seri buku ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Hanya saja mencari buku pertama, Magyk, lumayan susah, hingga baru sekarang mendapat kesempatan untuk membacanya.

Meskipun mengangkat dunia sihir, serial Septimus Heap jauh berbeda dengan serial Harry Potter. Jika dunia sihir Harry Potter berdampingan dengan dunia manusia biasa, maka dunia Magyk-nya Sage rasanya seperti dunia antah berantah, di mana terdapat manusia biasa dan manusia yang memiliki kemampuan sihir.

Untuk Magyk sendiri, ceritanya berpusat pada petualangan keluarga Silas Heap menyelamatkan anak angkat mereka Jenna, yang ternyata adalah seorang Putri. Pihak yang dulu membunuh Ratu, alias ibu Jenna, menginginkan Jenna untuk dibunuh juga. Namun, seorang penyihir luar biasa bernama Marcia Overstrand datang memperingati Silas dan membawa Jenna ke tempat yang aman.

Selama perjalanan, Jenna ditemani Nicko, anak keenam Silas, Marcia, dan Silas sendiri. Mereka hendak bersembunyi di rumah Bibi Zelda, seorang Penyihir Putih yang masih ada hubungan keluarga dengan Silas. Di perjalanan, mereka bertemu dengan seorang anak laki-laki, Boy 412, yang tadinya adalah anggota Young Army di kerajaan.

Ceritanya sendiri sebenarnya seru, dan dunia Magyk yang diperkenalkan oleh Sage benar-benar menarik. Namun, kadang ada beberapa bagian yang membosankan atau terlalu panjang hingga membuat saya malas membaca. Tapi tetap saja buku ini membuat saya penasaran dan akhirnya saya tetap meneruskan membaca.
Salah satu yang menarik dari serial Septimus Heap adalah penggunaan huruf tebal pada kata-kata yang mengandung Magyk. Contohnya: 

"We'll keep the old ones though," said Marcia. "Clean," she told them.
"Fold." The socks did what they were told; they shook off the dirt, which
landed in a sticky pile on the hearth, then they neatly folded themselves
up and lay down by the fire next to Jenna.

Kata yang ditebalkan berarti saat itu si pengucap sedang melafalkan mantra sihir. Rapalan mantra lainnya ada juga yang berbentuk seperti syair. Biasanya itu digunakan untuk sihir yang lebih rumit.

Beberapa makhluk aneh bin ajaib pun ada di cerita ini seperti Boggart, Magog, Water Nixie, dan masih banyak lagi. Oh ya, kalau di dunia Harry Potter kita mengenal burung hantu sebagai pengirim surat, maka di dunia Magyk, penyampai pesannya adalah tikus, yang biasa disebut Message Rat.

Mungkin, banyak orang yang mau tidak mau membandingkan  serial Harry Potter dengan Septimus Heap. Saya sendiri pun melakukannya. Dan menurut saya, kedua-duanya memiliki cerita yang menarik dan layak dibaca bagi siapapun yang menyukai dunia fantasi dan petualangan.


Komentar