Resensi Buku: The House at Pooh Corner

Penulis: A.A. Milne
Ilustrasi: E.H. Shepard
Penerjemah: Berliani Nugrahanti
Penerbit: Noura
Tahun Terbit: Juli 2017
ISBN: 978-602-385-287-1


Jika di buku pertamanya, Winnie-the-Pooh, dibuka dengan “Introduksi”,  buku kedua ini dibuka dengan “Kontradiksi” yang disebut Owl sebagai lawan kata “Introduksi”. Ya, karena tidak lagi memperkenalkan Christopher Robin dan hewan-hewan di Hutan Seratus Ekar, melainkan mereka akan mengucapkan selamat tinggal. Akan tetapi, sebelum itu terjadi, kita akan membaca kisah-kisah mereka yang tetap lucu dan lugu.

Di buku ini juga ada sepuluh cerita tentang Christopher Robin, Pooh, Piglet, dan hewan-hewan di Hutan Seratus Ekar. Apa cerita yang paling berkesan? Bagi saya, cerita yang paling berkesan adalah tentang Rabbit yang ingin meninggalkan Tigger di tengah hutan agar ia tidak membal lagi. Ya, Hutan Seratus Ekar kedatangan hewan baru, yaitu Tigger. Macan kecil yang suka membal dan Rabbit merasa terganggu karenanya. 

Cerita terakhir tentang Christopher Robin dan Pooh di sebuah tempat ajaib di tengah Hutan. Christopher Robin bercerita tentang Ksatria, Raja, dan Ratu. Juga kegiatannya melakukan Tidak Ada (do nothing) yang tidak bisa ia lakukan lagi. Dan itulah saat akhirnya kita menutup kisah ini.

Kisah terakhir ini mengesankan bahwa si Christopher Robin sudah beranjak besar dan mungkin tidak banyak lagi waktu yang digunakannya untuk ‘bermain’ dengan Pooh dan hewan-hewan lain. Akan tetapi, kenangan dan cerita-cerita mereka tetap abadi untuk selamanya.

Baca juga resensi buku sebelumnya, Winnie-the-Pooh 



--------------------------------------------------------------



Mencari buku-buku berkualitas? Silakan klik Satriabaca


Komentar