Resensi Buku: Blue Vino




Penulis: K. Fischer
Penyunting: Dini Novita Sari
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2013
Halaman: 328
ISBN: 978-979-22-8019-7

Roz merasa dikhianati teman sekantornya, Hubert. Semua hasil pekerjaan itu adalah buatan Roz, milik Roz. Bukan karena Hubert yang menyampaikannya, membuat itu semua menjadi milik Hubert. Saat ada pertemuan internasional di Mesir, dan perwakilan perusahaan tidak boleh seorang perempuan, Hubert-lah yang terpilih. Saat itulah Roz merasa waktu yang tepat membiarkan Hubert berpikir sendiri tanpanya dan waktu yang tepat untuk cuti tiga minggu setelah bekerja enam tahun tanpa liburan sedikit pun.

Tidak sulit mendapat jatah cuti sepanjang itu. Yang sulit adalah menemukan tempat liburan untuk cuti sepanjang itu. Roz bahkan tidak tahu harus pergi berlibur ke mana. Untunglah Lisa, sekretarisnya, mengajaknya ke hotel dan perkebunan anggur milik keluarganya di Langenlois, daerah produksi anggur terbesar di Austria.

Selama tinggal di Vienna, Roz belum pernah ke mana-mana. Baru kali ini ia mengunjungi daerah perkebunan anggur secara langsung. Sebuah tempat yang membuka mata Roz tentang produksi anggur yang selama ini tidak terlalu diketahuinya.

Lisa tinggal di perkebunan dan hotel Hennerhof yang diwarisi secara turun temurun oleh keluarganya. Roz tak menyangka liburannya di Hennerhof membawanya berkenalan dengan dua orang pemuda sekaligus. Yang satu lelaki tampan yang supel dan baik hati bernama Bjorn dan laki-laki brewok misterius menyeramkan bernama Dagny. Dan seolah belum lengkap dengan kehadiran dua cowok baru di hidup Roz, Roz juga masuk ke dalam permasalahan Hennerhof demi membantu Lisa.

My Review

Jujur saja, setelah membaca Berlabuh di LindØya , saya tidak berharap banyak dengan Blue Vino. Apalagi Blue Vino adalah buku pertama penulisnya. Ternyata, Blue Vino malah lebih seru dibanding Berlabuh di LindØya. Konfliknya terasa lebih riil dan menegangkan. Saya juga tidak bisa menebak dengan siapakah Roz akhirnya, Bjorn atau Dagny, atau tidak dengan siapa-siapa. Saya juga penasaran dengan penyelesaian masalah Hennerhof. 

Sayangnya, saya tetap tidak terlalu suka dengan tokoh utama perempuan di buku ini, Roz. Jika Sam adalah perempuan yang sangat menjaga jarak dengan laki-laki, maka Roz adalah kebalikannya. Saya merasa Roz tidak punya pendirian dan mudah tertipu oleh penampilan semata. Saya cukup suka di bagian Roz membantu Lisa. Meskipun di kantor hubungan mereka adalah atasan dan bawahan, tetapi Roz memperlakukan Lisa selayaknya seorang sahabat.

Untuk latar cerita, kemampuan penulis menggambarkan indahnya perkebunan anggur tidak perlu diragukan lagi. Baru kali ini saya membaca novel dengan latar perkebunan anggur dan cukup membuat saya merasa ingin pergi ke sana. Blue Vino akan mengajak pembaca berjalan-jalan menikmati keindahan perkebunan anggur dan menyelami permasalahan yang mungkin terjadi di dalamnya.

Btw, mungkin seperti ini penampakan kebun anggur di Langenlois.

source

Review ini untuk
kategori Contemporary Romance

Komentar