Resensi Buku: Ingo

Judul: Ingo
Penulis: Helen Dunmore
Penerjemah: Rosemary Kesauli
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Cetakan ketiga, Desember 2013
Halaman: 312



Ayah Sapphire, Matthew Trewhella, menghilang ketika berlayar di laut. Kapal yang digunakannya berlayar ditemukan tertelungkup di antara batu karang. Tim pencari berusaha mencari Matthew, tetapi hasilnya nihil. Bahkan mayatnya tidak ditemukan. Pada akhirnya, semua orang menganggap Matthew Trewhella telah meninggal dunia, kecuali kedua anaknya, Sapphire dan Conor.

Sapphire dan Conor percaya ayah mereka belum meninggal, meski mereka tidak tahu ke mana perginya Matthew. Mengenai laut, Sapphire teringat dongeng yang sering diceritakan ayahnya tentang seorang laki-laki yang jatuh cinta pada putri duyung dan lebih memilih meninggalkan istrinya untuk tinggal di dunia bawah laut. 

Konon dunia bawah laut di mana para duyung itu tinggal bernama Ingo. Dan nama lelaki yang menghilang itu Matthew Trewhella, persis seperti nama ayahnya. 

Sapphire penasaran, apakah kesamaan nama tersebut hanya kebetulan semata, ataukah mungkin ada hubungannya dengan ayahnya. Apalagi, ayah Sapphire sering sekali bercerita tentang Ingo dan putri duyung.

My Review

Ingo berkisah tentang kehidupan Sapphire dan keluarganya yang tinggal di tepi pantai. Sapphire sangat suka laut, persis seperti ayahnya, Matthew. Mereka berdua sangat dekat dan akrab. Saat Matthew dinyatakan menghilang, Sapphire tak bisa menerima kenyataan tersebut dan yakin kalau ayahnya masih hidup.

Cerita terus berlanjut tentang perubahan hidup keluarga Sapphire setelah Matthew tiada dan perkenalan kakak beradik tersebut dengan Ingo. Sebagai sebuah pentalogi, cerita di Ingo bisa dibilang benar-benar baru permulaan. Benar-benar masih perkenalan tentang dunia Ingo dan tokoh-tokohnya. Itu pun untuk Ingo, menurutku masih belum rinci seperti apa bentuknya.

Aku cukup suka dengan kisah ini. Ceritanya tidak terlalu cepat, tapi tidak bisa dibilang lambat juga. Penggambaran Dunmore tentang apa yang dirasakan dan dialami Sapphire sebagai sudut pandang pertama, membuat aku bisa merasakan dan memahami apa yang dirasakan oleh Sapphire.

Aku belum pernah membaca cerita yang berkaitan dengan dongeng atau mitos putri duyung (kecuali putri duyung-nya Andersen) sehingga cukup tertarik dengan kisah ini. Selain mengangkat tema putri duyung (atau kaum Mer), Ingo juga menyelipkan pesan tentang kerusakan lingkungan yang dilakukan manusia kepada laut.

Masih ada empat buku lagi yang belum kubaca. Buku pertama sampai ketiga sudah kumiliki. Tinggal buku keempat dan buku tambahan yang berjudul Stormswept yang belum. 

Bagian terakhir buku ini terasa kurang menegangkan dan memiliki kemungkinan untuk ditinggal pembaca. Tidak seperti kebanyakan buku berseri yang biasanya memiliki akhir menggantung atau masalah utamanya belum terselesaikan. Kalau tidak tahu ada buku kedua dan selanjutnya, mungkin aku akan berpikir ini novel stand alone

Baiklah, karena aku sudah memiliki buku kedua dan ketiga, aku akan lanjut membaca seri Ingo. Dan mudah-mudahan saja aku membaca semua seri Ingo karya Helen Dunmore. 

Oya, ada beberapa kutipan yang aku suka dari novel Ingo:

"Kadang hal yang nyata dan tidak nyata sulit dibedakan, kehidupan jadi lebih mudah kalau kau membelokkan fakta, sedikit saja..."

"Kalau seseorang tiba-tiba meninggalkanmu tanpa sebab, seperti itulah rasanya. Ada yang robek dalam dirimu."  

Komentar

  1. Halo dulu beli buku ini di mana ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dulu beli buku ini di obralan Gramedia di Plaza Depok 😁

      Hapus
  2. Di toko buku udah jarang jadi aku saranin kamu beli di toko online (Tokopedia atau yang lain) kemungkinan masih ada.

    BalasHapus
  3. Bukunya beneran bagus banget. menarik dan bikin penasaran saat.

    BalasHapus

Posting Komentar