Resensi Buku: Kemenangan Mimpi

Penulis          : Fauzan Muttaqien
Penerbit        : Gema Insani
Tahun Terbit  : Cetakan Pertama, Desember 2014
Halaman        : 144


Impian itu ibarat setengah bagian dari tubuh. Yang bisa memahami impian kita adalah tubuh kita sendiri. Orang lain tak mungkin memahaminya dengan utuh. (Kemenangan Mimpi )

Secara ringkas, buku Kemenangan Mimpi ini menuntun para pembaca untuk membangun dan menyusun mimpi hingga menjadikan mimpi itu nyata. Mulai dari membangun imajinasi, mengubah imajinasi menjadi cita-cita, hingga membuat Proposal Mimpi.

Salah satu keunikan buku ini adalah cara penulis menerangkan langkah-langkah menyusun mimpi melalui kisah-kisah. Di bagian awal, kita akan berkenalan dengan Akin dan Ucup, dua tokoh yang berjalan-jalan dengan ‘mesin ke mana saja’. Dengan ‘mesin ke mana saja’, mereka berpindah dari satu kisah ke kisah lainnya, yang semuanya memiliki benang merah yang sama yaitu, menyusun mimpi. Petualangan Akin dan Ucup bermacam-macam, mulai dari tersasar di dunia Naruto, menonton lomba lari antara kelinci dan kura-kura, hingga kuliah di Fakultas Mimpi.

Bagi saya pribadi, buku ini cukup menarik. Bagaimana penulis memaparkan tentang menyusun mimpi sangat sistematis dan memudahkan. Hanya saja, bagi pembaca seumur saya, pemaparan melalui kisah-kisah kesannya agak bertele-tele. Mungkin beda efeknya jika dibaca remaja usia belasan tahun, yang memang menjadi pangsa pasar utama buku ini. Saya sendiri yakin, kalau saya membaca buku ini ketika remaja, saya pasti merasa senang dan benar-benar terdorong untuk membuat proposal mimpi pribadi.

Walau bahasa dan cara penyampaiannya untuk remaja, buku ini tetap cocok kok dibaca oleh usia 20an. Terutama bagi yang masih bingung atau hilang arah, mau ke mana dan hendak meraih apa, hehehe…. Selamat menyusun dan mewujudkan mimpi!

Tidak ada bedanya, seseorang bermimpi menjadi orang terkaya di dunia atau seseorang bermimpi hari ini ia akan memberi setangkai bunga untuk istrinya. Dua-duanya sama-sama hebat. Asalkan itu keluar dari diri Anda… bukan sekadar formalitas yang begitu kaku. (Kemenangan Mimpi)

Beberapa halaman yang bagi saya menarik:




Komentar