Resensi Buku: Just One Day (Satu Hari Saja)


Penulis: Gayle Forman
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Penyunting: Barokah Ruziati
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Cetakan pertama, Februari 2014
Halaman: 200


Allyson Healey's life is exactly like her suitcase—packed, planned, ordered. Then on the last day of her three-week post-graduation European tour, she meets Willem. A free-spirited, roving actor, Willem is everything she’s not, and when he invites her to abandon her plans and come to Paris with him, Allyson says yes. This uncharacteristic decision leads to a day of risk and romance, liberation and intimacy: 24 hours that will transform Allyson’s life. (Review from Goodreads)


Just One Day bercerita tentang perjalanan Allyson di Paris bersama seorang pemuda yang baru dikenalnya, Willem. Mereka bertemu di pertunjukan drama Shakespeare di London. Tanpa berpikir panjang, Allyson langsung mengiyakan ajakan Willem untuk menghabiskan satu hari di Paris. Satu hari yang mengubah segalanya.

Diceritakan dari sisi Allyson, saya seperti ikut merasakan apa yang dia rasakan. Allyson ini tipe gadis yang biasa-biasa saja. Tidak terlalu cantik, tidak terlalu pintar, juga tidak terlalu populer. Hidupnya teratur dan sesuai dengan keinginan orangtuanya. Kepergiannya mengikuti tur keliling Eropa juga atas permintaan ibunya.

Di tur inilah, Allyson bertemu Willem. Pemuda Belanda, petualang sejati, dan banyak dekat dengan cewek-cewek. Di awal, Allyson merasa dia cukup istimewa bagi Willem. Nyatanya setelah bepergian bersama lelaki itu, Allyson mengira dia sama saja dengan perempuan-perempuan asing yang ditemui Willem.

Cerita ini dibagi menjadi tiga bagian. Kisah saat Allyson di Paris, lalu berlanjut ke tahun pertamanya kuliah, dan saat Allyson memutuskan untuk pergi Eropa lagi demi menemukan Willem yang menghilang secara misterius.

Saya suka dengan karakter Allyson. Saya suka dengan cara berpikirnya, dengan perasaan-perasaan yang ia rasakan. It feels real! 

Ada beberapa bagian dalam kisah Allyson yang mirip dengan kisah saya, yang membuat saya merasa seperti sayalah yang menjalani masa-masa kuliah dengan suram, sayalah yang mati-matian mencari tahu di mana keberadaan Willem, dan akhirnya ikut deg-degan, apakah akhirnya Allyson berhasil menemukan Willem?

Just One Day adalah buku ketiga Gayle Forman yang saya baca. Sebelumnya saya sudah membaca If I Stay dan Where She Went, tapi saya sudah agak lupa dengan gaya penulisannya. Namun, untuk Just One Day, saya suka banget.

Di Just One Day, kita tidak hanya diajak berkeliling Paris, tapi juga Utrecht dan Amsterdam, dan sedikit London tentu saja. Ah… itu kota-kota impian saya semua….

Tidak sabar membaca kelanjutan kisah Allyson dan Willem di Just One Year dan Just One Night.

Hmmm… dan ada satu hal yang membuat saya menyesal, kenapa saya baru baca buku ini sekarang ya??? Padahal dulu belinya Juli 2014 loh. Ditimbun satu tahun lebih, padahal bukunya keren, hiks hiks…

[Review ini diikutsertakan dalam Lucky No. 15 Reading Challenge kategori Dream Destination dan Young Adult Reading Challenge]

Komentar